18 Agustus 2025 8:26 pm

Hati-Hati Memberi Label Negatif pada Anak, Itu Bisa Jadi Ramalan yang Terpenuhi

Hati-Hati Memberi Label Negatif pada Anak, Itu Bisa Jadi Ramalan yang Terpenuhi
Sebagai orang tua atau pendidik, kita tentu ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang baik, percaya diri, dan bertanggung jawab. Tapi sering kali, niat baik itu terhambat oleh kata-kata yang tanpa sadar kita ucapkan. Kata-kata seperti “kamu bandel”, “kamu pemalas”, atau “nakal banget sih” terdengar sepele, namun efeknya bisa luar biasa besar. Niatnya mungkin hanya spontan atau sekadar bentuk kelelahan sebagai orang tua, tapi tahukah kamu bahwa kata-kata itu bisa menjadi ramalan yang terpenuhi (self-fulfilling prophecy).
“Kata-kata orang tua adalah naskah kehidupan pertama yang dibaca anak.” — Peggy O'Mara
Anak-anak sedang dalam masa membentuk identitas diri. Mereka masih belajar memahami siapa mereka, apa yang mereka bisa, dan bagaimana mereka diterima. Ketika kita terus-menerus memberikan label negatif, anak mulai mempercayai label itu sebagai bagian dari dirinya.


💡- Apa Itu Self-Fulfilling Prophecy?

Istilah ini merujuk pada kejadian di mana prediksi atau label yang diberikan seseorang, tanpa sadar mendorong perilaku untuk memenuhi label tersebut. Dengan kata lain, jika anak terus-menerus disebut “nakal”, lama-lama ia akan merasa bahwa kenakalan adalah identitasnya dan ia mulai berperilaku sesuai label itu.


📌- Mengapa Label Negatif Begitu Berbahaya?


  • Anak Kehilangan Motivasi untuk Berubah, Kata-kata yang diulang terus-menerus akan membentuk persepsi anak tentang dirinya. Alih-alih melihat dirinya sebagai individu yang bisa berubah dan belajar, anak mulai berpikir: "Saya memang malas" atau "Saya memang anak bandel."
  • Mempengaruhi Rasa Percaya Diri, Label negatif menurunkan harga diri anak. Ia merasa tidak cukup baik dan sulit percaya diri dalam mencoba hal-hal baru.
  • Anak Menginternalisasi Label dan Bertindak Sesuai Label Tersebut, Ini yang disebut self-fulfilling prophecy. ketika anak mulai bertingkah sesuai dengan label yang ia terima, karena ia percaya itu adalah dirinya yang sebenarnya.
"Perlakukan anak seperti mereka sudah menjadi versi terbaik dari dirinya, dan mereka akan tumbuh menuju hal itu." — Rudolf Dreikurs

🎯- Ubah Label, Bangun Karakter


Berita baiknya, kita bisa mengubah arah! Anak-anak sangat responsif terhadap kata-kata positif dan dorongan yang membangun. Berikut beberapa langkah sederhana:

  1. Pisahkan Perilaku dari Identitas Alih-alih berkata, “Kamu anak nakal!”, lebih baik ucapkan: 👉- “Perilakumu tadi tidak baik, yuk kita perbaiki.” Ini mengajarkan bahwa kesalahan bisa diperbaiki, dan anak tetap berharga.
  2. Gunakan Label Positif untuk Memperkuat Karakter Baik, Kata-kata yang seperti 👉- “Kamu anak yang penyayang ya”, atau “Kamu hebat karena mau mencoba lagi” memperkuat citra diri positif anak.
  3. Tunjukkan bahwa Anak Bisa Belajar dan Berkembang, Gunakan kalimat seperti: 👉- “Mama tahu kamu sedang belajar untuk lebih sabar.” 👉- “Ayah percaya kamu bisa berubah jadi lebih baik.” Ini membantu anak memahami bahwa pertumbuhan adalah proses.

Anak-anak mungkin tidak selalu ingat nasihat kita, tapi mereka tidak pernah lupa bagaimana kita membuat mereka merasa. Mereka menyimpan kata-kata kita jauh di dalam hati, menjadikannya sebagai pedoman untuk mengenali siapa diri mereka dan apa yang layak mereka terima dari dunia. Jadi, daripada menuliskan “naskah hidup” yang penuh label negatif, mari menulis yang penuh cinta, kepercayaan, dan harapan. Karena setiap ucapan adalah doa. Dan anak-anak kita, layak mendapatkan yang terbaik.




Blog Post Lainnya
-

Adopsi Produk Wuffyland

Alamat
0815-1506-4546
wuffyland@gmail.com
Jl. Kalimosodo XII No. 2, Polehan, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia
Media Sosial
Newsletter
`Subscribe
@2025 wuffyland Inc.