12 Agustus 2023 10:37 am

Tips Ajarkan Si Kecil Toilet Training

Tips Ajarkan Si Kecil Toilet Training
TemanWuffy, mengajari anak untuk menggunakan toilet sendiri atau toilet training sangatlah penting. Namun, sebelum orang tua menerapkannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar anak lebih siap melakukannya. Toilet training merupakan proses anak belajar untuk buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di toilet layaknya orang dewasa. Pada tahap ini, anak diajarkan untuk tidak lagi BAK dan BAB di popok seperti yang biasa dilakukannya. Dalam melatih toilet training pada anak, diperlukan kesabaran dari orang tua. Sebab proses pembelajaran toilet training berbeda antara satu anak dengan yang lainnya. Ada anak yang siap lebih cepat, ada pula anak yang siap lebih lambat.

-
Yang pertama, ketahui tahapan yang harus dilalui anak ketika ingin BAB atau BAK. Untuk melatih anak toilet training, cara yang paling penting adalah mengetahui terlebih dahulu tahapan anak ketika ia ingin BAB atau BAK, seperti berikut ini:
  1. Anak harus merasakan adanya tekanan di kandung kemih atau rasa mulas.
  2. Anak harus menghubungkan perasaan itu dengan apa yang terjadi di dalam tubuhnya.
  3. Anak belajar menanggapi tanda-tanda itu dengan ‘berlari’ menuju kloset atau pispot.
  4. Sesampainya di sana, ia harus tahu bagaimana cara melepas pakaiannya, cara memposisikan dirinya secara nyaman di pispot atau kloset, serta cara menahan keinginan ini.

Lalu TemanWuffy, ketahui tanda anak siap menjalani toilet training. Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, sehingga usia tidak bisa dijadikan patokan anak siap menjalani toilet training. Namun, anak umumnya siap menjalani toilet training ketika usianya menginjak 1,5 tahun atau 2 tahun. Untuk mengetahui kapan pastinya anak siap menjalani toilet training, cobalah lihat kesiapan fisik dan emosionalnya. Tanda-tanda anak siap secara fisik adalah ketika anak mampu mengontrol keinginan untuk BAK dan BAB.

Selain itu, kesiapan fisik lain yang bisa menjadi tanda anak siap menjalani toilet training meliputi:
  1. Muncul ekspresi yang menjadi tanda anak sedang menahan BAK atau BAB
  2. Popok kering saat bangun tidur atau setelah 2 jam pemakaian
  3. Tidak BAB di popok saat malam hari
  4. BAB terjadi pada waktu yang sama tiap hari atau pada waktu yang tidak bisa diprediksi
  5. Anak mampu melepas dan memakai pakaian serta mampu berkomunikasi tentang pemakaian toilet

Berbeda dengan kesiapan fisik, kesiapan emosional butuh waktu lama. Berikut ini adalah tanda-tanda anak sudah siap secara emosional untuk melakukan toilet training:
  1. Menunjukkan tanda tidak nyaman ketika popoknya basah atau kotor dan meminta untuk diganti dengan yang baru
  2. Lebih memilih memakai celana dalam ketimbang popok
  3. Menunjukkan ketertarikannya ketika orang tuanya memakai kamar mandi
  4. Memberi tahu orang tuanya saat merasa ingin buang air
  5. Menghentikan aktivitasnya atau menjauh dari orang lain ketika sadar bahwa dirinya ingin
  6. BAK atau BAB meski sedang menggunakan popok
  7. Bersemangat mengikuti semua proses toilet training

Selanjutnya adalah cara melatih anak untuk melakukan toilet training. Saat Si Kecil terlihat siap untuk menjalani toilet training, berikut adalah hal-hal yang bisa Anda lakukan:
-
  1. Mengenalkannya Kepada Toilet
Mulailah dengan menjelaskan penggunaan toilet untuk BAK dan BAB. Katakan bahwa ketika ingin BAK atau BAB, ia perlu ke toilet dan melepas popok atau celana dalamnya. Jelaskan kepada Si Kecil bahwa ia tak selamanya bisa BAK dan BAB pada popok atau celana dalam.
-
2. Memberikan Contoh Kepadanya

Agar Si Kecil “lebih dekat” dengan toilet, berikan contoh kepadanya terkait penggunaan toilet. Misalnya, saat Anda ingin BAK, ajak Si Kecil untuk pergi ke toilet, kemudian duduklah di toilet duduk dan jelaskan apa yang sedang Anda lakukan. Tahap selanjutnya adalah mengenalkan penggunakan pispot khusus anak kepadanya. Anda bisa meletakkan pispot tersebut di kamar mandi dan ajari ia untuk menggunakanannya selayaknya Anda sedang duduk di toilet duduk.
-
3. Mengajari Cara Penggunaan Toilet

Untuk mempermudah toilet training, pakaikan Si Kecil celana yang mudah dilepas dan dipakai secara mandiri. Selanjutnya, ajari ia tata cara penggunaan toilet, yaitu:
  • Mengajari cara duduk yang benar di kloset
  • Mengajari cara membersihkan alat kelaminnya setelah BAK dan BAB
  • Mengajari cara menekan tombol flush setiap selesai BAK atau BAB
  • Menunjukkan proses pembuangan air seni atau tinja dari pispot ke kloset, apabila ia menggunakan pispot untuk BAK atau BAB
  • Mengajari cara mencuci tangan dengan cara yang benar setiap selesai memakai toilet

-
4. Gunakan Celana yang Mudah Dilepas

Walau terkesan sepele, menggunakan celana yang tepat sangat penting sebagai salah satu cara melatih toilet training untuk anak. Berikan anak celana berkaret longgar atau training pants yang dirancang khusus untuk toilet training. Pemberian celana yang mudah dilepas ditujukan agar anak tidak kesulitan untuk melepas celana tersebut jika ia kebelet BAK atau BAB.
-
5. Ajari Anak untuk Membasuh, Menyiram, Mengenakan Celana, dan Mencuci Tangan

Ajari anak cara membasuh alat kelamin yang benar sejak dini, yaitu dari arah depan ke belakang. Ajari pula anak untuk selalu menyiram kloset/pispot dan mencuci tangannya setiap selesai BAB atau BAK. Hal ini bertujuan untuk mencegah kuman yang menyebabkan penyakit infeksi. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa anak baru dapat melakukan ini di sekitar usia 4-5 tahun.
-
6. Berikan Pujian dan Jangan Pernah Menghukum

TemanWuffy, penting untuk meberikan pujian kepada anak. Berikan pujian ketika anak berhasil tidak BAB atau BAK di celana. Jangan pula menghukum jika ia belum bisa melakukannya. Berikan aura positif dan menyenangkan saat menerapkan toilet training pada anak.Anak dapat mengalami gangguan emosional yang serius jika Anda marah atau menghukum saat ia gagal atau belum mampu BAB/BAK pada tempatnya.
-
7. Konsisten dan Sabar

Konsistensi dan kesabaran orang tua sangat dibutuhkan. Karena hal ini merupakan kunci suksesnya toilet training pada anak. Sebagai contoh, hindari pemakaian popok sekali pakai ketika TemanWuffy harus bepergian. Ini akan membuat anak bingung dan dapat membuatnya kembali memiliki kebiasaan ngompol. Proses belajar toilet training ini memang membutuhkan waktu bertahap. Jika sudah mulai terbiasa, biasanya membutuhkan waktu tiga bulan atau lebih lama.
-
8. Jadikan Sebagai Rutinitas

Jadikan kegiatan ke toilet menjadi sebuah rutinias. Misalnya, setelah Si Kecil bangun tidur, TemanWuffy dapat mengajaknya pergi ke toilet sebentar untuk BAK. Ajak Si Kecil duduk di pispot 45 menit atau 1 jam setelah ia banyak minum atau makan.Dengan menerapkan hal ini, Si Kecil akan mulai terbiasa BAK dan BAB di pispot atau toilet duduk. Agar Si Kecil tidak merasa bosan, bawa mainan kesayangannya ketika pergi ke toilet.Berikan Si Kecil pujian atas apa yang dilakukannya selama menjalani proses toilet training. Puji setiap aktivitas yang berhasil ia lakukan untuk menambah kepercayaan dirinya di masa mendatang.
Ingat ya TemanWuffy, selama proses ini jangan pernah meninggalkan Si Kecil sendirian tanpa pengawasan di dalam kamar mandi atau toilet guna menghindari kecelakaan, seperti terpeleset atau memasukkan sesuatu yang berbahaya ke dalam mulutnya.Mengajari anak menggunakan toilet memang butuh kesabaran. Hari ini mungkin Si Kecil mau mengikuti semua proses toilet training, tetapi kemauannya bisa berubah pada keesokan harinya. Jadi, jangan paksakan jika memang Si Kecil tidak mau melakukannya. Bersabarlah hingga ia benar-benar terbiasa tanpa popoknya.
Blog Post Lainnya
-

Produk Wuffyland Lainnya

Alamat
0815-1506-4546
wuffyland@gmail.com
Jl. Kalimosodo XII No. 2, Polehan, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia
Media Sosial
Newsletter
`Subscribe
@2024 wuffyland Inc.